Sunday, 16 November 2014

Domain Name System (DNS)


Domain Name System (DNS) adalah tata penamaan sebuah komputer yang terhubung ke jaringan atau internet. Fungsi DNS adalah menerjemahkan sebuah domain menjadi sebuah IP address.
Hal ini akan sangat membantu, jika suatu komputer akan berkunjung ke sebuah domain tertentu, maka user hanya tinggal menghafal nama domain yang akan dikunjungi, akan sangat sulit jika harus menghafal alamat IP domain tersebut. Sebagai contoh, www.google.com mempunyai alamat IP 173.194.126.84, dengan mengakses google.com, oleh server DNS akan dihubungkan ke server google dengan alamat Ipnya. Dalam pemberian nama, DNS menggunakan arsitektur hierarki :

a) Root-level domain: merupakan tingkat teratas yang ditampilkan sebagai tanda titik (.)
b) Top level domain: kode kategori organisasi atau negara misalnya: .com untuk dipakai oleh perusahaan; .edu untuk dipakai oleh perguruan tinggi; .gov untuk dipakai oleh badan pemerintahan. Selain itu untuk membedakan pemakaian nama domain oleh suatu negara dengan negara lain digunakan tanda misalnya .id untuk Indonesia atau .au untuk australia.
c) Second level domain: merupakan nama untuk organisasi atau perusahaan, misalnya: microsoft.com; yahoo.com, dan lain-lain.

Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam DNS, yaitu TLD. TLD merupakan turunan pertama dari root domain berfungsi untuk menunjukan letak geografis suatu domain itu berada, contoh “.id untuk Indonesia, .au untuk australia”.

DNS Server dalam implementasianya memerlukan program client yang dapat menghubungkan setiap komputer client dengan DNS Server. Program ini dikenal dengan nama “Resolver”. Jadi, jika dijabarkan cara kerja DNS meliputi:
  1. Mencari alamat HOSTS, bila ada alamat diberikan dan proses selesai
  2. Mencari data cache yang dibuat oleh resolver untuk menyimpan hasil permintaan sebelumnya, bila ada akan disimpan didalam data cache dan proses selesai
  3. Mencari alamat Server DNS pertama yang telah ditentukan oleh user
  • Server DNS yang ditunjuk akan mencari nama domain pada cachenya
  • Apabila tidak ditemukan, pencarian akan dilakukan dengan melihat file database domain yang dikenal dengan nama “zones” yang dimiliki oleh server.
  • Jika masih tidak ditemukan server ini akan menghubungi server DNS lain yang sudah dikaitkan dengan server ini. Jika telah ditemukan, maka proses selesai.
      4. Apabila pada server DNS pertama tidak ditemukan, pencarian dilanjutkan pada server DNS kedua dan seterusnya dengan proses yang sama seperti diatas.

Semoga bermanfaat..

No comments:

Post a Comment